Friday, August 23, 2013

Monday, July 29, 2013

Konkotomy atau operasi pengecilan konka atau turbinate


Pengalaman Konkotomy atau Operasi pengecilan Konka (Turbinate)




Libur kuliah tiba tapi gak bisa liburan karena ada masalah dengan hidung saya. Awalnya saya kira itu karna sinusitis & polip tapi setelah dicari2 infonya kok agak beda dengan kondisi saya sekarang, jadilah saya periksa ke salah 1 RSUD di Jakarta.
Setelah diperiksa ternyata di diagnosis Hipertrofi Konka Inferior, bukan tumor kok, gak berbahaya cuma mengganggu jalan nafas kata dokternya.Wah bersyukur banget. Katanya gara2 alergi aja.

Apa itu Hipertrofi Konka? baca di post sebelumnya di sini Apa itu Hipertrofi ( pembesaran ) Konka?

Tahap Pengobatan
  •  Alternatif I dari dokter coba dikecilin dulu pake obat2an diantaranya antihistamin, anti inflamasi steroid (AIS) & nasal spray yg harganya hampir 200rb. Untung pake Askes jadi gratis hehe....setelah 2 minggu cuma ada sedikit perubahan alhasil nasal spray diganti lagi sama yang lebih keras dengan harga yang lebih juga tapi gratis karna askes hehe. Hasilnya lebih ngefek sih tapi tetep kurang memuaskan menurut dokter.
    Setelah itu dites dengan pemberian Adrenalin untuk membedakan konka & polip. Kalo konka tuh mengecil jika di beri Adrenalin dan kalo polip gak ngecil kata dokter THT dan 2 calon dokter yang lagi belajar disitu - saya jadi bahan praktek, bangga juga sih berbagi penyakit supaya calon2 dokter itu tau dan ngerti-
  • Alternatif II karna gak bener2 pulih akhirnya diputuskan untuk konkotomy :oh NO! operasi, takut jg sih hehe tapi... Mau gak mau harus  
(Oh ya... Sebelum Operasi saya juga mencari opsi ke2 di RS Swasta di Bekasi, Diagnosisnya sama malah langsung disuruh dan opname operasi hari itu juga hahaha)

Q&A:
  • Konkotomy itu apa? 
Operasi pengecilan konka ( dikecilin loh ya, bukan dipotong habis )
  • Kok gak dibuang aja kayak amandel biar gak tumbuh lagi?
Gak boleh! Semua orang punya dengan ukuran normal dan Dia punya fungsi untuk mengatur suhu udara yg kita hirup so kalo dibuang ..... (isi sendiri)
* suhu tubuh 37°C dan suhu udara kamar +/- 27°C *


  • Sakit gak pas operasi?
Gak lah~ kan bius total. Paling nyut2an sedikit aja abis efek bius hilang. Oh ya ada bengkak sedikit.
'NB: bagi yang sering begadang mungkin anda akan di bius 2x karena dosis biasa gak akan mempan '
  • berdarah gak?
Pas dioperasi pasti berdarah tapi kalau sudah selesai gak ada darahnya karna ditampon kurang lebih 3 hari paling cuma keluar kayak air gitu kecuali kalo abis operasi udah lari2 berdarah lah~
  • opname berapa hari?
Cuma 2 hari bagi yang tidak ada penyakit lain seperti asma dan maag dll.
1 hari sebelum operasi nginep untuk persiapan operasi seperti cek darah, puasa dan infus. 
Besoknya operasi cuma 1 jam-an, cuma agak lama persiapannya dan nunggu sadar dan dijemput suster buat balik ke kamar rawat inap.

  • Abis di Operasi bisa kambuh lagi gak?
Kemungkinan untuk kambuh lagi Ada, bila pembesaran konka di sebabkan oleh alergi so ketahui dan jauhilah faktor alergi Anda.

  • Biaya Operasi berapa?
Kalau tanpa Askes hampir 4juta untuk RSUD kamar kelas I sudah termasuk Biaya Operasi + Dokter (Spesialist THT & Anastesi) untuk 3 hari, sedangkan jika dengan Askes hanya membayar +/- 1,4 juta selama 3 hari.


Monday, June 17, 2013

Hipertrofi Konka

Salah satu penyebab sumbatan hidung ini adalah hipertrofi konka.
Konka merupakan salah satu komponen yang terdapat di kavum nasi. Konka terdiri dari struktur tulang yang dibatasi oleh mukosa. Mukosanya memiliki epitel kolumnar pseudostratifed bersilia dengan sel goblet dan banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar lendir. Konka melindungi hidung dengan mengatur temperatur dan kelembaban udara inspirasi dan menyaring benda-benda asing yang terhirup bersama udara inspirasi. Hipertrofi konka menimbulkan keluhan hidung tersumbat. 

Rongga Hidung


Penyebab hipertrofi konka adalah rinitis alergi, rinitis non alergi dan septum deviasi. 



Perbedaan antara Polip dan Konka  Polipoid

  • POLIP
Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan polip hidung belum diketahui dengan pasti tetapi ada keragu – raguan bahwa infeksi dalam hidung atau sinus paranasal seringkali ditemukan bersamaan dengan adanya polip. Polip berasal dari pembengkakan lapisan permukaan mukosa hidung atau sinus, yang kemudian menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh gaya berat. Polip banyak mengandung cairan interseluler dan sel radang (neutrofil dan eosinofil) dan tidak mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah. Polip biasanya ditemukan pada orang dewasa dan jarang pada anak – anak. Pada anak – anak, polip mungkin merupakan gejala dari kistik fibrosis.

Yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain :
  1. Alergi terutama rinitis alergi.
  2. Sinusitis kronik. 
  3. Iritasi.
  4. Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi konka. 
Polip :
- Bertangkai
- Mudah digerakkan
- Konsistensi lunak
- Tidak nyeri bila ditekan
- Tidak mudah berdarah
- Pada pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalin) tidak mengecil.
  • Konka Polipoid
 - Tidak bertangkai

- Sukar digerakkan
- Nyeri bila ditekan dengan pinset
- Mudah berdarah
- Dapat mengecil pada pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalin).

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior cukup mudah untuk membedakan polip dan konka polipoid, terutama dengan pemberian vasokonstriktor yang juga harus hati – hati pemberiannya pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler karena bisa menyebabkan vasokonstriksi sistemik, maningkatkan tekanan darah yang berbahaya pada pasien dengan hipertensi dan dengan penyakit jantung lainnya.



Penatalaksanaan 
meliputi medikamentosa dan pembedahan. Pembedahan dilakukan bila medikamentosa tidak berhasil. Banyak teknik pembedahan yang dapat digunakan. Tidak ada teknik yang sempurna, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pembedahan yang dapat dilakukan adalah lateroposisi, turbinektomi total dan parsial, turbinektomi submukosa, reseksi submukosa dengan lateral outfracture, turbinoplasti inferior, laser, elektrokoagulasi, radiofrekwensi, koagulasi argon plasma, krioterapi dan neurotektomi vidian. 

Ø  Medikamentosa :
-          Antihistamin
Antihistamin efektif mengurangi gejala gatal, bersin dan rinore dan digunakan sebagai terapi first-line pada rhinitis alergi. 
-generasi-1 (sedatif) : bersifat lipofilik, menembus sawar darah otak dan plasenta serta mempunyai efek kolinergik. Contohnya difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin, yang secara topical contohnya azelastin.
-generasi-2 (non sedatif) : bersifat lipofobik, sulit menembus sawar darah otak, bersifat selektif mengikat reseptor H-1 perifer dan tidak mempunyai efek anti kolinergik, antiadrenergik dan efek pada SSP minimal. Dibagi 2 golongan, pertama adalah astemisol dan terfenedin mempunyai efek kardiotoksik, kelompok kedua adalah loratadin, setirisin, fexofenadin, desloratadin dan levosetirisin.4
-          Simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa
Dipakai sebagai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin atau topical. Dekongestan oral kontraindikasi pada pasien yang mengkonsumsi MAOI atau dengan hipertensi tidak terkontrol atau penyakit arteri koroner yang berat. Pemakaian secara topical hanya boleh beberapa hari saja (4-5 hari) untuk menghindari terjadinya rhinitis medikamentosa.
-          Kortikosteroid
Dipilih bila gejala gejala terutama sumbatan hidung tidak berhasil diatasi dengan obat lain. Yang sering dipakai adalah kortikosteroid topical (beklometason, budenosid, triamsinolon, flutikason) yang bekerja untuk mengurangi jumlah sel matosit pada mukosa hidung, mencegah pengeluaran protein sitotoksik dan eosinofil, mengurangi aktifitas limfosit, mencegah bocornya plasma sehingga menyebabkan epitel hidung tidak hiperesponsif terhadap rangsangan allergen.
-          Antikolinergik topical
Yaitu ipratropium bromide, bermanfaat untuk mengatasi rinore karena aktifitas inhibisi reseptor kolinergik pada permukaan sel efektor. Antikolinergik menurunkan produksi mucus dan mengurangi rinore. 
-          Pengobatan lain à anti leukotrien, anti IgE, DNA rekombinan
Leukotrien inhibitor merupakan medikasi kelas terbaru yang digunakan untuk rhinitis alergi. Beberapa studi besar menunjukkan penurunan gejala seperti gatal, sneezing, rinore dan kongesti. Keefektifan terlihat ketika dikombinasikan dengan antihistamin oral tetapi studi menunjukkan kortikosteroid inhalasi memiliki perbaikan lebih baik untuk gejala obstruksi nasal dibandingkan dengan leukotrien inhibitor.leukotrien inhibitor merupakan first line therapy untuk pasien dengan asma persisten. 

Ø  Operatif
Tindakan konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior), konkoplasti atau multiple outfractured, inferior turbinoplasty perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan kauterisasi memakai AgNO3 25% atau triklor asetat.